Bupati Karawang dr. Cellica Nurachadiana, Wakil Bupati Karawang H. Ahmad Zamakhsyari, S.Ag, Ibu Sinta Nuriyah Wahid, Ketua DPRD Karawang H. Toto Suripto, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Kapolres Karawang A.M. Dicky, dan perwakilan Dandim 0604 Karawang, saat menghadiri perayaan Cap Go Meh 2567 di Karawang

Ada beberapa perayaan atau lebih dikenal dengan festival tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa. Kebudayaan tersebut telah ada sekitar 5000 tahun yang lalu. Kegiatan di angkat baik dari kehidupan sehari-hari ataupun dari cerita rakyat yang di tulis dari generasi ke generasi. Alasan utama mengapa perayaan masyarakat Tionghoa menjadi tradisi, itu karena kebudayaan tersebut berkembang dari acara rakyat. misalnya beberapa perayaan diadakan untuk acara pertanian yang menginginkan tujuan tertentu.

Perayaan “Cap Go Meh” merupakan perayaan yang diadakan pada purnama pertama di bulan pertama. Menurut tanggalan Tionghoa hari ke 15 setelah tahun baru Lunar. Cap Go Meh sendiri mengandung arti “ Cap Go, adalah lima belas sedang Meh adalah malam”. Cap Go Meh juga merupakan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek.

Salah satu perayaannya dilaksanakan di Karawang, dalam perayaannya kali ini, Cap Go Meh dibuka oleh Bupati Karawang dr. Cellica Nurachadiana, yang didampingi oleh Wakil Bupati Karawang H. Ahmad Zamakhsyari, S.Ag, pada Minggu (28/2).

Dalam sambutannya Bupati Karawang menyampaikan, agar perayaan Cap Go Meh ini mampu memberikan pencerahan bagi kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan kebersamaan. oleh karena itu marilah kita secara bersama-sama membangun masa depan bangsa, dengan dijiwai semangat dan nilai-nilai kerukunan umat beragama. karena tidak ada satu agamapun yang mengajarkan kekerasan, permusuhan dan kebencian, akan tetapi semua agama mengajarkan umatnya untuk saling pengertian, saling menghormati dan saling mengasihi tanpa membeda-bedakan suku, golongan dan status sosialnya.

Selanjutnya, walaupun kita semua menyadari bahwa Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, namun telah mempelopori pluralisme agama yang tertuang dalam falsafah Pancasila dan UUD Tahun 1945 hingga lahirlah konsep : “Tri Kerukunan Umat Beragama” yaitu (1) kerukunan intern umat beragama, (2) kerukunan antar umat beragama, (3) kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah” ujar Bupati.

Bupati Karawang dr. Cellica Nurrachadiana berharap untuk senantiasa memberikan pelayanan publik yang sama kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat Tionghoa, serta penganut agama Khong Khu Chu, marilah kita bangun masa depan bangsa, dengan semangat persatuan dan persaudaraan yang dilandasi semangat kerukunan umat beragama serta raihlah kehidupan yang lebih baik.

Terakhir Bupati Karawang dr. Cellica Nurrachadiana mengucapkan, selamat atas perayaan Cap Go Meh in i”kepada umat Khong Khu Chu dan Masyarakat Tionghoa, semoga perayaan Cap Go Meh 2567 ini membawa kebahagiaan, kedamaian, pengharapan, dan kesejahteraan. perayaan ini, merupakan refleksi nilai-nilai keagamaan untuk membangun sikap dan perilaku sosial yang lebih baik. perayaan ini juga dapat memperkokoh persatuan dan kebersamaan untuk bersama-sama membangun karya bagi kemajuan bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai".

Dalam acara Cap Go Meh ini turut hadir Ibu Sinta Nuriyah Wahid, Ketua DPRD Karawang H. Toto Suripto, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Kapolres Karawang A.M. Dicky, dan perwakilan Dandim 0604 Karawang.

Kirab tersebut diikuti oleh 58 peserta mulai dari Karawang, Cikarang, Lemah Abang, Jakarta, Tanggerang, Bogor, Bandung, Cianjur dan lain sebagainya. Kirab ini dimulai dari Vihara Dharma Prasada lalu pawai melewati Jalan Tuparev, kertabumi, AR.Hakim,  hingga kembali lagi ke Jalan Tuparev. (@gala)