Proses pembangunan yang ideal akan terwujud apabila ada keseimbangan antara pembangunan fisik material dan pembangunan mental spiritual. Oleh karena itu Provinsi Jawa Barat disamping akan membangun ruas jalan tol baru seperti Tol Cileunyi–Tasikmalaya, Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, dan Tol Ciawi–Sukabumi sebagai upaya mengurai kemacetan yang selama ini terjadi, juga akan membangun mesjid yang akan menjadi pusat kegiatan umat Islam di Jawa Barat. Demikian antara lain disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, pada acara Halal bil Halal Tingkat Provinsi Jawa Barat, Kamis (23/7) bertempat di Parkir Barat Gedung sate Bandung.
Hadir pada acara tersebut Wakil Gubernur, Forum Komunikasi Pemerintah Daerah, Para Bupati/Walikota atau yang mewakili, tokoh agama dan tokoh masyarakat seperti Mantan Gubernur R.Nuriana dan undangan lainnya serta KH. Abdullah Gymnastiar sebagai penceramah.
Pemkab Karawang pada halal Bil Halal Tingkat Propinsi Jawa Barat yang hadir yakni Sekda Kab Karawang H. Teddy Rusfendi mewakili Plt. Bupati Karawang dengan didampingi oleh Matin Abdul Rajak selaku Kabag Humas Setda Kab Karawang.
Menurut Gubernur, salah satu indikator keberhasilan latihan di bulan puasa adalah semakin makmurnya masjid, semakin terhindarnya masyarakat dari perilaku maksiat dan semakin meningkatnya kesalehan sosial, karena selama sebulan umat islam telah digembleng dengan proses yang cukup berat yaitu dengan tidak makan dan minum sebelum waktunya, memperbanyak ibadah dimasjid dan menjaga setiap perkataan dan perbuatan yang akan mengurangi atau membatalkan puasa.
Oleh kerena itu, lanjut Gubernur, sebagaimana dikutip dari sejarah Ulama terkemuka yaitu Ibn Jauziyyah yang menyatakan kuatnya sebuah Bangsa yaitu dengan banyaknya orang dewasa yang melaksanakan Shalat berjamaah di Masjid dan berdampak akan meminimalisirnya tingkat perilaku menyimpang dalam kehidupan sosial.
Gubernur menilai saat ini sebesar apapun mesjid kalau terawih pertama bulan puasa dan shalat ied pasti penuh sesak bahkan membludak keluar masjid, tapi aneh lepas lebaran sekecil apapun masjid tak pernah ada yang penuh sesak untuk berjamaah shalat shubuh. Inilah, kata gubernur, yang harus jadi pekerjaan rumah umat islam di Jawa Barat, oleh karena itu selain menuntaskan beberapa ruas jalan tol dalam beberapa tahun ke depan, Provinsi jawa barat juga akan membangun pusat kegiatan umat islam yang representatif di Jawa Barat agar kemajuan pembangunan infrastruktur bisa diimbangi dengan peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Gubernur juga mengajak kepada seluruh warga Jawa Barat untuk lebih mengedepankan kesamaan dibanding perbedaan, karena pasti lebih banyak persamaan dibanding perbedaan diantara seluruh komponen masyarakat Jawa Barat yang memiliki karekter “someah hade ka semah’.
Selain itu, Gubernur mengupas sejarah Halal Bil Halal yang bermula dari keinginan Presiden Soekarno untuk menyatukan komponen bangsa yang sering bertengkar karena urusan politik dan pergantian kabinet, maka saat itu Bung Karno mengumpulkan para Ulama dalam momentum Iedul Fitri yang dihadiri oleh salah satu tokoh besar Ulama yaitu KH Wahab Hasbullah dan mengusulkan pemberian nama Silaturahim dengan nama Halal Bil Balal dengan maksud kembali kepada jati diri yang senantiasa bersatu dalam kebaikan.
KH. Abdullah Gymnastiar dalam tausyiahnya menekankan pentingnya menyikapi kebhinekaan dalam kebangsaan. Menurut Aa Gym perbedaan adalah rahmat dan karunia, namun ketika perbedaan itu tidak disikapi dengan kedewasaan berfikir akan melahirkan perselisihan dan masalah dalam tatanan sosial. Oleh karena itu Aa gym, mencontohkan berdiri kokohnya sebuah bangunan karena perpaduan yang ideal antara bahan-bahan bagunan seperti batu, bata, semen, pasir dan air. Dengan campuran yang rata dan ditata sedemikian rupa menghasilkan kulitas yang kokoh dan kuat. Tidak ada yang ingin menonjolkan diri merasa paling berjasa tapi bersatu saling mendukung antar komponen dengan kelembutan air sebagai pemersatu. (Matin A Rajak)